Minggu, 04 Oktober 2020

Bisakah Seorang Ayah Mengalami Depresi Pascapersalinan?

SHARE

 



Waktu bayi lahir, peranan baru yang ibu lalui bisa menyebabkan perasaan tertekan, takut, kuatir, susah, serta stres. Tetapi, tidak dapat disangkal jika seorang ayah alami banyak perkembangan sesudah hadirnya buah kesayangan.


Stres pascapersalinan ialah masalah situasi hati yang diikuti dengan rasa sedih dalam sesudah bayi lahir. Sebab berlangsung sesudah persalinan, banyak yang menduga jika ini sama juga dengan baby blues yang ada karena perkembangan hormon sesudah melahirkan. Walau sebenarnya, sebetulnya ke-2 ini tidak sama.


Ayah Dapat Alami Stres Pascapersalinan Sama dengan Bunda, Ayah dapat juga alami stres sesudah Sang Kecil ada di dunia. Masalah situasi hati yang dirasakan seorang ayah sesudah bayi lahir diketahui dengan stres pascapersalinan, atau dengan bahasa klinis disebutkan paternal perinatal depression.


Stres ini bisa disebut untuk hal yang biasa, serta mengubah seputar 25% pria di penjuru dunia, khususnya pada tahun pertama sesudah istri melahirkan.


Pemicunya juga bermacam, dari mulai takut dengan tanggung jawabnya yang baru, kurang dapat merajut jalinan dengan anak, permasalahan finansial, kurang tidur, minimnya perhatian dari pasangan, sampai berkurangnya kesibukan seksual selesai melahirkan.


Walau stres pascapersalinan pada pria adalah hal yang umum berlangsung, perkembangan yang berlangsung pada pasien seringkali tidak diakui untuk stres, yang semestinya perlu diketemukan serta ditangani.


MENCARI SITUS JUDI SLOT DI INDONESIA Jika kaum wanita seringkali mengutarakan rasa dengan menangis serta bercerita permasalahannya, kaum pria tidak. Akhirnya, pria yang alami stres dapat nampak pada keadaan baik-baik saja, walau sebenarnya tidak.


Perkembangan-perubahan yang dapat muncul jika Ayah alami stres diantaranya:


Berat tubuh turun


Seringkali nampak tidak tenang waktu lakukan suatu hal


Seringkali diam diri


Gampang tersinggung serta segera geram


Berasa tidak dihargai


Sering mengatakan kasar


Larang Bunda untuk menyusui atau memompa ASI


Sesak napas serta palpitasi jantung


Jadi tidak tertarik dengan hal yang semula digemari


Bertambah seringkali konsumsi minuman mengandung alkohol, serta sampai mabuk


Bertambah gampang beraktivitas yang mencelakakan dianya (impulsif)


Efek Stres Pascapersalinan pada Ayah Sebab seringkali tidak diakui, stres pada pria bertambah banyak didiamkan serta tidak memperoleh perlakuan yang semestinya. Walau sebenarnya, stres pada pria dapat bertambah beresiko dibanding dengan stres pada wanita.


Efek yang dapat berlangsung pada pria dengan stres pascapersalinan, diantaranya:


Beresiko semakin besar alami penyakit kardiovaskular, seperti gempuran stroke dan jantung


Beresiko semakin besar untuk wafat dalam eksperimen bunuh diri


Beresiko tinggi alami kecelakaan karena konsumsi minuman mengandung alkohol atau bertindak impulsif


Beresiko semakin tinggi memakai narkoba


Tidak dapat menaungi keluarga atau telantarkan keluarga


Stres pascapersalinan bukan hanya memunculkan efek pada diri Ayah, dan juga pada Bunda serta buah kesayangan. Bila stres pada Ayah tidak selekasnya ditangani, bukan mustahil Bunda serta Ayah tetap akan terjebak pertikaian, yang dapat berbuntut pada kekerasan dalam rumah tangga atau serta perpisahan.


Dalam periode panjang, stres pada Ayah dapat juga punya pengaruh pada perkembangan Sang Kecil. Saat stres, situasi hati pria jadi tidak menentu serta ada kecondongan untuk menarik diri dari keluarga.


Pada akhirnya, stimulasi serta kasih sayang yang diperlukan anak dari ayahnya, contohnya dari bermain bersama atau mungkin family time, jadi menyusut. Walau sebenarnya, beberapa hal ini penting untuk Sang Kecil agar dapat berkembang dan tumbuh jadi anak yang sehat fisik atau mental.


Dengan mengenali info di atas, sekarang Ayah jangan lagi diam diri bila merasai perkembangan-perubahan yang ke arah stres pascapersalinan. Jangan malu untuk mengutarakan perasan Ayah, sebab Ayah tak perlu nampak tetap kuat serta kuat jika memang tidak dapat mengatasinya sendiri.


Begitupun dengan Bunda. Bila Bunda merasai perkembangan yang cukup mencolok pada Ayah, dekatilah dia dengan perlahan, hingga dia ingin buka diri. Kemudian, jangan sangsi untuk minta pertolongan psikolog buat memperoleh perlakuan yang pas.

SHARE

Author: verified_user